Teks eksposisi
|
PACARAN
|
Apa
sih sebenarnya pacaran itu?
|
|
Dian Islamiati
|
X KIMIA INDUSTRI A
|
Teks
eksposisi adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan
untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat,
padat, dan akurat.
|
Apa sih PACARAN itu?
Tesis
Menurut
Muhammad Hafiz : Pacaran adalah
sebuah proses yang saling melengkapi dan saling memenuhi kekurangan
masing-masing individu dengan kelebihan pasangannya serta proses saling
introspeksi diri dan saling mengkoreksi kesalahan pasangan secara detail dan
mendalam.
Sedangkan
menurut Putri Khairusa’diah: Pacaran itu adalah
sebuah dosa, karena pacaran adalah hubungan yang dilarang dalam Islam.
Argumentasi
Menurut penelitian Kaka Kaka dari Uncategorized: Di kalangan
remaja, seperti yang sedang kita alami saat ini, dorongan untuk mencari jati
diri dengan mencoba hal-hal baru amatlah kuat. Dan terkadang jika ‘kelewatan’
bisa merusak akal sehat. Tekanan untuk menjalani masa ‘pacaran’, iming-iming
dari orang-orang sekitar, dan siaran media masa-pun turut adil dalam keinginan
remaja untuk menjalani sebuah masa ‘pacaran’.
Masa remaja adalah masa
peralihan dari masa kekanakan menuju masa kedewasaan. Saat ini, pacaran sudah
menjadi kebiasaan yang menjadi tradisi pada kalangan remaja. Bahkan terkadang
remaja yang belum pernah berpacaran dikatakan ketinggalan zaman. Sebenarnya,
pacaran itu bukanlah sesuatu yang membuat remaja yang tidak berpacaran
menjadi terbelakang. Karena pacaran secara harfiah sebenarnya bukanlah
ditujukan untuk remaja. Melainkan untuk orang dewasa yang sudah mulai menuju ke
jenjang pernikahan.
Definisi dari pacaran pada remaja saat ini adalah sebuah hubungan yang diawali dengan perdekatan dan ketertarikan diantara dua insan yang berlawanan jenis, yang dimulai dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak. Definisi pacaran yang sebenar-benarnya adalah “persiapan menikah”. Mengingat bahwa menikah merupakan langkah besar dalam kehidupan, kita pada umumnya takkan mungkin siap nikah tanpa mempersiapkannya. Sebagian ummat muslim menyangka bahwa kita bisa siap menikah tanpa pacaran lebih dahulu.
Ada juga yang mengharamkan pacaran sebelum menikah karena menyangka bahwa “bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara haram, khususnya zina”. Persangkaan mereka ini adalah keliru !
1) Katanya, “Pacaran adalah jalan menuju zina”. Mereka menunjukkan ayat “Dan janganlah kamu mendekati zina…” (QS Al Isra’: 32). Namun, mereka sama sekali tidak menyodorkan bukti yang meyakinkan bahwa pacaran itu identik dengan “jalan menuju zina”. Padahal, hasil penelitian ilmiah justru menunjukkan bahwa pacaran itu TIDAK identik dengan “mendekati zina”.
2) Katanya, “Pacaran melanggar perintah Allah untuk menundukkan pandangan.” Kita bisa menanggapi pernyataan mereka ini dengan dua pernyataan. Pertama, pacaran tidak harus dengan pandang-memandang. Jangankan cuma menundukkan pandangan. Tidak memandang sama sekali pun bisa diwujudkan dalam pacaran. Kedua, perintah menundukkan pandangan itu berlaku untuk yang disertai dengan nafsu birahi. Bila tidak disertai dengan nafsu birahi, maka memandang lawan-jenis nonmuhrim (termasuk pacar) TIDAK haram.
3) Katanya, “Pacaran seringnya berdua-duaan.” Lagi, kita bisa menanggapi pernyataan ini dengan dua pernyataan. Pertama, pacaran tidak harus dengan berdua-duaan. Pacaran bisa dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Kedua, berduaan dengan lawan-jenis nonmuhrim tidak selalu terlarang. Ada kalanya berduaan itu diperbolehkan, yaitu bila dalam keadaan terawasi.
4) Katanya, “Dalam pacaran, tangan pun ikut berzina [karena bersentuhan]“. Mereka menunjukkan dalil “… zina tangan adalah menyentuh …”. Padahal, yang dimaksudkan dalam dalil tersebut adalah yang disertai dengan nafsu birahi. Jadi, menyentuh tanpa disertai dengan nafsu birahi itu TIDAK tergolong zina tangan. Selain itu, tanpa bersentuhan pun pacaran bisa dilakukan.
Dengan demikian, argumentasi mereka yang mengharamkan segala jenis pacaran tidak bisa menjadi pegangan. Bagaimanapun, ada jenis pacaran yang yang terlarang (yang jahiliyah), tetapi ada juga jenis pacaran yang dibolehkan (yang islami).
Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Bila dilihat dari sudut pandang biologis. Pubertas diawali dengan adanya tanda-tanda perubahan baik secara primer, sekunder, maupun tersier. Dari tanda-tanda inilah yang menyebabkan seorang remaja tertarik dengan lawan jenisnya.
Bila ditinjau secara umum remaja jatuh cinta kepada lawan jenis karena beberapa hal antara lain:
a) Karakter
b) Fisik
c) Agama
d) Harta
e) Perhatian yang diberikan
Kelley dalam Burhan Shadiq membagi cinta menjadi tiga macam yaitu :
a) Cinta nafsu






Akan tetapi dilain pihak pacaran juga dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan kita antara lain :




Adapun dibolehkan nya pacaran tetapi dengan Pacaran yang
sehat dan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
- Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
- Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka sangat perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah karena mungkin memang tidak cocok.
- Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal dan memahami satu sama lain.
- Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan, sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
- Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.
Penegasan Ulang
Menurut pandangan beberapa golongan,
pacaran adalah haram dalam Islam. Namun, setelah dikaji lebih mendalam, argumentasi
yang mengharamkan segala jenis pacaran tidak bisa menjadi pegangan. Ada jenis pacaran yang yang
terlarang, tetapi ada juga jenis pacaran yang diperbolehkan.
Pacaran adalah sesuatu yang khas dengan
dunia remaja. Mereka mulai mengenal cinta setelah pubertas. Tetapi pacaran pada
anak remaja harus bersifat sehat dan positif, karena dengan pacaran yang sehat
mereka tidak akan tersesat dalam gaya hidup bebas.
Pacaran dapat memberikan dampak yang
positif bagi remaja, akan tetapi dilain pihak sisi negatifnya juga banyak. Maka
untuk itu kita harus mengkondisikan agar remaja berpacaran yang sehat agak
menghindari dampak negatif tadi.
Untuk itu diperlukan kerja sama dari
berbagai pihak agar remaja tidak terjerumus kedalam pacaran yang tidak sehat
yang mengarah pada hal negatif.
Dan saran saya :Sebaiknya kita sebagai remaja yang baik dan berpendidikan, kita harus dapat membedakan mana yang baik dan buruk, yang betul dan salah, serta yang positif dan negatif. Ini semua demi diri kita dan masa depan kita nanti. Jangan pernah coba-coba sesuatu yang belum tentu baik, apalagi yang sudah jelas tidak baik.
Terimakasih,
dan semoga bermanfaat :)